Pentingnya Cyber Extension dalam
Kegiatan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Kurnia Anggraini Rahmi
17/412839/PN/15161
Perkembangan
teknologi informasi yang semakin pesat menjadikan manusia dituntut untuk
berfikir kreatif dalam menghadapi permasalahan yang ada di sekitarnya. Perkembangan teknologi ini mampu mendorong manusia untuk
menciptakan berbagai inovasi-inovasi teknologi yang dapat menyampaikan
informasi secara cepat, tepat dan akurat sehingga komunikasi antar personal
lebih mudah dilakukan. Menurut Peraturan Menteri Pertan No.16/
Permentan/OT.140/2/2013 tentang pedoman sistem manajemen informasi penyuluhan
pertanian di lingkungan kementerian pertanian bahwa Cyber Extension merupakan
sistem informasi penyuluhan pertanian melalui media internet yang dibangun
untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan informasi pertanian bagi
penyuluh dalam memfasilitasi proses pembelajaran agribisnis pelaku utama dan
pelaku usaha.
Pada tahun 2017,
jumlah tenaga penyuluh pertanian di Indonesia masih belum ideal dan belum
sesuai dengan amanat UU Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani. Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian Momon Rusmono, tercatat
dari 72.000 desa yang berpotensi di bidang pertanian, baru tersedia 44.000
tenaga penyuluh pertanian. Hal itu
disampaikan Momon usai mengikuti pertemuan koordinasi penyelenggaraan
penyuluhan dan percepatan pendataan petani 2017 di Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian, Jalan Kusumanegara, Kota Yogyakarta, Rabu (9/8/2017).
"Seharusnya setiap desa itu satu penyuluh pertanian," kata Momon.
Dikatakan Momon, jumlah tenaga penyuluh yang berstatus pegawai negeri sipil
saat ini mencapai 25.000 orang, sedangnya yang bersatus tenaga harian lepas
(THL) berjumlah 19.000 orang.
Jurnal dengan judul
"Pemanfaatan Internet dalam Meningkatkan Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten
Cianjur" yang ditulis oleh Nanik Anggoro Purwatiningsih, Anna Fatchiya,
dan Retno Sri Hartati Mulyandari pada Maret 2018 ini bertujuan untuk
menganalisis tingkat pemanfaatan media internet oleh penyuluh, faktor yang
berpengaruh terhadap pemanfaatan internet oleh penyuluh, dan pengaruh
pemanfaatan internet terhadap kinerja penyuluh. Selain itu dibahas juga
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan internet adalah umur,
pendidikan formal, persepsi terhadap internet, durasi, dan keragaman gawai/
gadget yang diakses. Pemanfaatan internet berpengaruh positif terhadap kinerja.
Artinya tingkat pemanfaatan internet tersebut dipengaruhi umur yang muda,
pendidikan formal yang tinggi, persepsi terhadap internet yang tinggi, durasi
yang lebih lama, banyaknya gawai/gadget yang
diakses. Pemanfaatan internet oleh penyuluh terbukti
meningkatkan kinerja penyuluh.
Setelah membaca jurnal tersebut,
permasalahan tentang kurangnya penyuluh di Indonesia ini dapat ditanggulangi
dengan adanya cyber
extension. Cyber
extension dapat menyebar luaskan informasi dari satu petani ke petani
yang lain tanpa harus bertatap muka. Penyuluhan pertanian di daerah Cianjur
tersebut merupakan penyuluh yang tingkat pemanfaatan internetnya termasuk
sedang, baik dalam menyusun laporan, pembuatan materi penyuluhan, penyusunan
program penyuluhan, dan pembuatan desain metode penyuluhan. Apabila penyuluhan
di daerah Cianjur berhasil, informasi yang digunakan dalam pertaniannya dapat
disebar luaskan supaya petani di Indonesia pun bisa mencontoh teknik yang
digunakan sehingga hasil pertaniannya meningkat. Meskipun demikian, peran
pemerintah juga sangat penting karena belum semua petani mengerti tentang
penggunaan internet sebagai media massa sehingga harus mengadakan sosialisasi
terutama di daerah-daerah yang cukup terpencil.
Daftar Pustaka
Purwatiningsih Nanik Anggoro, Fatchiya Anna, Mulyandari
Retno Sri Hartati. 2018. Pemanfaatan Internet dalam Meningkatkan
Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Cianjur. Jurnal Penyuluhan. Vol 14.
No 1.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusFeni Susanti ( 17/412835/PN/15157)
BalasHapusKomentar yang dapat saya berikan yaitu berdasarkan artikel oleh Kurnia Anggraini Rahmi tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa nilai berita diantaranya yaitu :
1) Importance yaitu artikel tersebut mengandung informasi yang dibutuhkan oleh petani atau berkaitan dengan kepentingan petani. Hal ini dapat terlihat bahwa dengan adanya artikel tersebut petani dapat mengetahui betapa pentingnya cyber extension untuk keberlangsungan kegiatan pertanian dan juga dalam rangka penghematan waktu dan biaya yang digunakan oleh penyuluh maupun petani untuk menyebarluaskan informasi tentang pertanian. Selain itu juga petani dapat memahami kelebihan maupun kekurangan dengan penggunaan cyber extension atau pemanfaatan internet.
2) Conflict (konflik) yaitu konflik yang terkandung dalam artikel. Konflik dalam artikel tersebut yaitu jumlah penyuluh pertanian yang masih sedikit, dimana terdapat 72.000 desa yang berpotensi di bidang pertanian baru tersedia sekitar 44.000 tenaga penyuluh pertanian. Dengan adanya permasalahan tersebut, diharapkan artikel ini dapat memberi pemahaman sekaligus solusi bahwa diperlukan suatu pemikiran kreatif untuk mengatasi permasalahan yang ada dengan jumlah penyuluh yang sedikit dan dapat menjangkau sasaran yang lebih luas yaitu dengan menggunakan cyber extension.
3) Timelines yaitu artikel yang bersifat baru dan tidak basi. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa adanya inovasi baru dibidang penyuluhan pertanian seiring dengan adanya perkembangan teknologi informasi yaitu cyber extension di bidang penyuluhan dan komunikasi pertanian. Seseorang dituntut untuk berpikir kreatif untuk menyebarluaskan informasi dengan cepat, tepat, dan akurat sehingga komunikasi antar personal dapat dengan mudah dilakukan, yaitu melalui kegiatan penyuluhan pertanian dengan sasaran petani.
FENI SUSANTI (17/412835/PN/15157)
BalasHapus(Tambahan Komentar)
Sedangkan untuk nilai-nilai penyuluhan dari artikel tersebut yaitu :
1) Adanya sumber teknologi atau ide, yaitu berupa adanya inovasi-inovasi baru dibidang teknologi informasi untuk dapat menyebarluaskan berita secara cepat, tepat, dan akurat demi kepentingan penyuluhan pertanian berupa cyber extension.
2) Adanya sasaran, yaitu berupa
a. Sasaran langsung , yaitu petani. Hal ini dapat terlihat pada pemanfaatan teknologi informasi berupa cyber extension ini dapat digunakan oleh petani untuk memberikan informasi terbaru kepada petani tanpa harus bertatap muka.
b. Sasaran tidak langsung yaitu penyuluh. Hal ini dapat terlihat pada dengan adanya inovasi baru mengenai penggunaan cyber extension ini dapat digunakan oleh penyuluh untuk menyebarluaskan informasi terbaru kepada petani.
3) Adanya manfaat. Dengan adanya artikel ini terdapat nilai penyuluhan berupa manfaat yaitu adanya cyber extension memberikan manfaat kepada penyuluh maupun petani. Manfaat untuk penyuluh yaitu dapat menggunakan teknologi tersebut untuk menyebarluaskan informasi terbaru kepada petani secara cepat, tepat, dan akurat. Sedangkan manfaat bagi petani yaitu dapat dengan mudah mengakses informasi yang diberikan oleh penyuluh.
4) Adanya nilai pendidikan. Hal ini dapat terlihat bahwa artikel tersebut membahas mengenai teknologi baru yang digunakan untuk kegiatan penyuluhan pertanian, dimana hal ini merupakan hal menarik untuk dipelajari dan tentunya untuk dikembangkan guna kepentingan kegiatan penyuluhan pertanian itu sendiri.