Artikel Praktikum DPKP Agus Wibowo

RESUME JURNAL
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN EFEKTIVITAS
KOMUNIKASI PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PROGRAM SL-PTT
oleh Agus Wibowo (13826)

Sebagai negara agraris, Indonesia terus mengupayakan sektor pertanian mampu mengembangkan teknologi masa kini sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain teknologi, sumber daya manusia (SDM) juga harus diperhatikan karena SDM juga faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu penerapan teknologi.

Pembangunan pertanian mempunyai hubungan erat dengan pengembangan sumber daya manusia terutama petani sebagai pelaku utama. Sumber daya manusia tersebut menjadi terlatih dengan adanya kegiatan penyuluhan pertanian.

Sejak tahun 2008, Departemen Pertanian membentuk program nasional, yang bernama Sekolah Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT). Tujuan utamanya untuk mempercepat alih teknologi dari peneliti dan narasumber kepada petani, agar pada akhirnya tercapai peningkatan kemandirian pangan nasional khususnya padi.

Mulai tahun 2009, kegiatan SLPTT di Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara dilaksanakan secara bertahap dan bergantian dari 33 kelompok tani, dengan total yang berjumlah 856 orang.

Peran penyuluh dalam program SLPTT ini sangat penting, penyebaran informasi pada kegiatan penyuluhan pertanian dilakukan langsung bersama para petani. Penyuluh tidak hanya diamanatkan mampu menyebarluaskan informasi seputar SL-PTT saja, namun juga membantu petani dalam menganalisis masalah yang sedang dihadapi.

Kegiatan SL-PTT sudah berlangsung dari tahun ke tahun di Kecamatan Kerkap, namun produktivitas padi masih di bawah target 100 kwintal per hektar. Hal tersebut mungkin ada hubungannya dengan komunikasi yang berlangsung antara penyuluh dengan petani.

Karakteristik petani yang diamati dalam penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan, luas lahan, konsumsi media, dan frekuensi mengikuti penyuluhan.

Umur responden merupakan usia responden. Umur berhubungan dengan kemampuan dan semangat sehingga petani untuk mau mengikuti penyuluhan dan mampu memahami pesan yang disampaikan penyuluh.

Tingkat pendidikan petani yang tinggi akan relatif lebih cepat dalam melakukan anjuran penyuluh. Tingkat pendidikan yang rendah pada umumnya kurang menyenangi perubahan sehingga sikap mental untuk menambah pengetahuan khususnya ilmu pertanian kurang.

Luas penguasaan lahan akan berpengaruh terhadap keinginan petani untuk menerapkan, karena semakin luas lahan usahatani maka akan semakin tinggi hasil produksi sehingga turut meningkatkan pendapatan petani.

Golongan yang kreatif biasanya banyak memanfaatkan beragam sumber informasi. Berbeda dengan golongan masyarakat yang kurang kreatif umumnya hanya memanfaatkan informasi dari tokoh-tokoh setempat dan relatif sedikit memanfaatkan informasi dari media massa.

Semakin tinggi frekuensi petani mengikuti penyuluhan maka keberhasilan penyuluhan pertanian yang disampaikan semakin tinggi pula. Sehingga komunikasi dapat berlangsung cukup efektif.

Dari karakteristik petani yang diamati, maka efektivitas komunikasi antara penyuluh dengan petani tergolong cukup efektif, dimana nilai rata-rata perolehan data efektivitas komunikasi sebesar 3,20 terletak pada skala penilaian antara 2,51-3,25 dengan kategori cukup efektif.

Daftar Pustaka: Narti, S. 2015. HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PROGRAM SL-PTT. Jurnal Professional FIS UNIVED 2(2): 40-52.

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Fuad Muhammad Irfan (17/414713/PN/15294)

    Berdasarkan resume jurnal tersebut terdapat beberapa unsur yang harus terdapat dalam berita antara lain :

    1) Importance
    Pada resume jurnal ini nilai kebutuhan berita tersebut terletak pada efektifitas komunikasi penyuluhan pertanian dengan karakteristik petani seperti usia, tingkat pendidikan, hingga luas lahan. Dengan demikian pembaca dapat mengetahui efektifitas komunikasi penyuluhan pertanian dalam program SLPPT.

    2)Conflict
    Pada resume jurnal ini nilai permasalahan yang ada terdapat di paragraf sembilan yaitu pada karakteristik tingkat pendidikan petani dimana tingkat pendidikan yang rendah cenderung untuk menolak informasi pengetahuan yang baru. Jika dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang tinggi daya serap terhadap sesuatu yang baru akan lebih mudah.

    3)Development
    Pada resume jurnal ini contoh dari langkah konkrit suatu pembangunan dibuktikan pada paragraf dua dan tiga dimana pembangunan dilakukan melalui peningkatan sumber daya manusia di sektor pertanian dengan adanya program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT).

    Sekian dan terima kasih.

    BalasHapus

Posting Komentar