Resume Jurnal
Kinerja Penyuluh Petani Berdasarkan Faktor Personal dan Situasional
Kinerja Penyuluh Petani Berdasarkan Faktor Personal dan Situasional
Jurnal
Psikologi Volume 40, No. 2, Desember 2013: 240-257
Penyuluh
pertanian turut berperan penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan
pertanian, yaitu dalam transfer teknologi pertanian kepada petani. Dengan demikian,
kinerja penyuluh pertanian perlu mendapat perhatian. Penyuluh pertanian ini
melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang sudah ditetapkan dalam Undang-Undang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UUS-P3K) Nomor 16 Tahun
2006. Dalam menjalankan fungsi dan tugas tersebut, terdapat banyak faktor yang
berpengaruh, baik internal maupun eksternal penyuluh.
Menrut
penelitian Wardhani pada tahun 2004 melihat faktor personal dari sisi kemampuan,
pengalaman, motif dan persepsi, sedangkan faktor situasional dilihat dari faktor
teknologi menyangkut variable sarana kerja dan faktor sosial yang meliputi variable
kelembagaan penyuluhan. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa faktor personal
dan situasional terdapat pengaruh yang signifikan terhadap perilaku komunikasi
pertanian. Penelitian dengan hasil serupa, juga telah dilaporkan oleh Suhanda
dan kawan-kawan (2008).
Dengan
demikian, faktor personal dan situasional ini sangat penting dan saling
berhubungan satu sama lainya dalam mempengaruhi perilaku penyuluh pertanian
dalam pelaksanaan tugasnya. Jika faktor personal dan situasional tersebut
kurang memadai, maka fungsi dan hasil penyuluhan sulit mencapai maksimal.
Menurut
informasi yang diperoleh dari Badan Koordinasi Penyuluhan, Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan Provinsi Suawesi Tenggara menyatakan kinerja penyuluh pertanian Sulawesi
Tenggara belum sepenuhnya baik atau masih rendah. Jumlah PNS yang ada di Konawe
tidak seimbang dengan luas wilayah binaan yang mencapai 370 desa atau kelurahan.
Namun demikian, ada perkembangan yang signifikan dengan adanya pemerhati penyuluh
dari pemerintah daerah, yang ditunjukkan dengan perekrutan tenaga penyuluh PNS atau
tenaga harian lepas, tim penetapan angka kredit, penetapan penyuluh dikelurahan
atau desa, biaya operasional penuyluh, adanya fasilitas kendaraan, dan adanya
tabloid sinar tani meskipun beberapa diantaranya masih perlu ditingkatkan. Selain
itu terungkap juga bahwa kemampuan penuyuluh sangat rendah, hal ini dikarenakan
minimnya frekuensi pelatihan, motivasi kerja penyuluh pertanian yang rendah,
kurangnya kesempatan dan anggaran untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi, pembinaan karier tidak sesuai dengan kepangkatan yang ada dan masa
kerja serta belum memadainya dukungan sarana dan prasarana penyuluhan. Hal-hal tersebut
harus diketahui agar pelaksanaan tugas penyuluh dapat bekerja dengan baik,
sehingga diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja
penyuluh pertanian.
Berdasarkan
hal diatas maka jurnal ini meneliti tentang seberapa besar pengaruh factor persoalan
dan situasional terhadap kinerja penuyuluh pertanian di Kabupaten Konawe Provinsi
Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang didukung
kualitatif deskriptif. Subjek dari penelitian ini adalah 130 petugas penyuluh
pertanian, yang merupakan pegawai negeri kabupaten konawe, provinsi Sulawesi tenggara.
Selain itu dilakukan Penilaian objektivitas dengan mengambil secara purposive dua
orang petani yang berada di wilayah kerja seorang penyuluh pertanian. Pengumpulan
data yang dilakukan dengancara wawancara, pencatatan dan observasi lapangan.
Dari
hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa kinerja para penyuluh bearada pada kategori sedang, dan personal
(kemampuan penyuluh, motivasi penyuluh, tingkat pendidikan dan masa kerja
penyuluh) rata-rata ada pada kategori sedang. Hasil tersebut mengindikasikan
bahwa secara keseluruhan kemampuan penyuluh pertanian di kabupaten Konawe sudah
cukup memadahi. Tingkat kemampuan penyuluh tersebut dapat diidentifikasi dari
kemampuan penyuluh sebagai komunikator dan organisator, sedangkan sebagai
edukator, motivator, inovator dan fasilitator dipandang masih kurang memadai.
Dari
hasil penelitian tersebut didapatkan kesimpulkan bahwa factor personal penyuluh
(kemampuan, motivasi, tingkat pendidikan dan masa kerja) berpengaruh secara langsung,
signifikan dan positif, sedangkan faktor situasional (frekuensi pelatihan serta
dukungan sarana dan prasarana) berpengaruh secara tidak langsung terhadap
kinerja penyuluh pertanian Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara melalui
faktor personal penyuluh. Hal ini diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh
Lewin (1936) yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil
interaksi diri individu dengan lingkungannya. Untuk meningkatkan kinerja penyuluh
pertanian di Kabupaten Konawe, maka faktor personal penyuluh menjadi prioritas
untuk diperhatikan, menyusul faktor situasional.
Referensi
: Syfruddin., Hariadi, Sunnaru Samsi., Wastutiningsih, Sri Peni. 2013. Kinerja
Penyuluhan Pertanian Berdasarkan Faktor Personal dan Situasional. Jurnal
Psikologi. Volume 40, No. 2:240-257
Nawal Aprilias Paysa (17/141691/PN/15272)
BalasHapusMenurut saya, artikel diatas memuat ide yang dapat mempengaruhi kinerja penyuluh, yaitu dengan meningkatkan motivasi, kemampuan, fasilitas, pengalaman dari penyuluh pertanian itu sendiri, faktor personal perlu ditingkankan untuk meningkatkan kemampuan petani karena dari diri penyuluh mampu mempengaruhi lingkungan disekitarnya. Sasaran dari artikel tersebut yaitu sasaran langsung atau petani. Dalam artikel tersebut terdapat manfaat apabila tingkat kemampuan penyuluh ditingkatkan, akan membpengaruhi secara tidak langsung pandangan petani kepada penyuluh. Peningkatan faktor personal maupun situasional dari penyuluh akan mempermudah interaksi dengan petani, dengan pengetahuan yang luas, kemampuan yang memadai, fasilitas yang mendukung akan menimbukan rasa kepercayaan dari petani. Artikel tersebut terdapat nilai pendidikan, yaitu ide-ide untuk meningkatkan kinerja petani sangat perlu guna mempermudah interaksi dengan petani.
Nilai yang terkandung pada artikel tersebut yaitu
1. Proximity, artikel tersebut bersifat dekat dengan petani dari segi fisik maupun nonfisik. Penyuluh meningkatkan kemampuannya untuk meningkatkan interaksi dengan para petani.
2. Importance, artikel mengandung informasi yang penting dan nerkaitan dengan petani. Artikel tersebut menunjukkan bahwa kinerja penyuluh mempengaruhi tingkat kepercayaan petani.