Resume Jurnal Oleh Fuad Muhammad Irfan


Resume Jurnal Ilmiah Praktikum Dasar Dasar Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Nama                           : Fuad Muhammad Irfan
NIM                            : 17/414713/PN/15294
Program Studi             : Manajemen Sumberdaya Akuatik
Golongan                    : A2.1

Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DALAM PENYULUHAN PERTANIAN DAN PERIKANAN DI INDONESIA

            Jurnal ini dilatar belakangi oleh perkembangan penggunaan teknologi informasi terutama sosial media yang digunakan oleh masyarakat. Penggunaan sosial media ini mengakibatkan Kementerian Perikanan dan Kelautan serta Kementerian Pertanian melakukan sistem penyuluhan melalui sosial media. Meskipun terdapat beberapa faktor yang menyebabkan teknologi informasi belum menyentuh semua lapisan masyarakat khususnya petani, nelayan dan peternak akibat tingkat pendidikan yang rendah, kelas ekonomi yang rendah, bahkan keterbatasan akses yang sulit namun peran teknologi informasi khususnya sosial media tetap belum tergantikan. Manfaat digunakannya sosial media sebagai media penyuluhan antara lain informasi dapat diperoleh dengan mudah tanpa batasan ruang dan waktu serta biaya yang rendah. Informasi yang diperoleh dapat berupa budidaya, kondisi pasar, pengolahan  maupun teknologi terbaru yang digunakan baik sektor perikanan maupun sektor pertanian. Pada jurnal ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam paper ini yaitu metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa metode studi pustaka. Melalui metode studi pustaka yang digunakan diperoleh data sekunder yang bersumber dari jurnal, buku, tesis, dan disertasi.
            Pembahasan pada jurnal ini meliputi saluran komunikasi dan keterjangkauan. Sebab pola pikir masyarakat tentang penyuluhan pertanian identik dengan sektor pertanian semata, padahal penyuluhan di sektor perikanan utamanya masyarakat pesisir juga merupakan bagian penyuluhan pertanian dan membutuhkan perhatian lebih dari semua stakeholder yang terkait. Oleh karena itu jurnal ini membahas pemanfaatan sosial media dalam penyuluhan pertanian di bidang pertanian dan perikanan. Untuk jenis media sosial yang digunakan pada jurnal ini dipaparkan 10 besar presentase media sosial yang digunakan di Indonesia yang diperoleh melalui data sekunder. Media sosial yang paling banyak digunakan adalah BBM (Blackberry Messenger) dengan lebih dari 15 %, disusul Facebook pada peringkat kedua dengan 15 %, dan peringkat ketiga diduduki oleh sosial media Whatsapp dengan presentase 14%. Untuk peringkat ke empat hingga ke sepuluh secara berturut turut yaitu Facebook Messenger, Google+, Line, Twitter, Instagram, We Chat, dan Pinterest.
            Pada hal keterjangkauan berupa pemanfaatan jenis sosial media yang digunakan, penulis dalam jurnal ini membandingkan penyuluhan yang dilakukan oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan serta Kementerian Pertanian dalam melakukan penyuluhan. Objek pembahasan pemanfaatan sosial media pada jurnal ini antara lain Facebook, Twitter, dan Video Conference sebagai perbandingan penyuluhan yang efektif. Pada media sosial Facebook yang cukup familiar digunakan oleh masyarakat patut disayangkan jika akun Facebook Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang dikelola oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan sangat jarang melakukan update atau pembaruan mengenai informasi bidang perikanan. Sementara pada akun Kementrian Pertanian justru lebih sering melakukan update atau pembaruan terkait informasi seputar bidang pertanian seperti hal hal terkait budidaya, teknologi yang digunakan hingga pemasaran hasil hasil pertanian. Selain itu akun Facebook Kementrian Pertanian juga kerap kali mengunggah video video pertanian modern serta kerja sama pertanian antar provinsi dan banyak lainnya. Untuk pemanfaatan media sosial Twitter, baik Kementerian Perikanan dan Kelautan serta Kementerian Pertanian keduanya berperan aktif dalam sosial media Twitter dengan memberikan informasi yang baru sehingga akun keduanya cukup aktif. Meskipun penyuluhan sektor pertanian masih belum memiliki akun yang spesifik dengan menggabungkan penyuluhan dengan akun Kementrian Pertanian. Sementara untuk penyuluhan sektor perikanan sudah memiliki akun spesifik sehingga terlihat jelas bahwa Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan telah memanfaatkan media sosial khususnya Twitter dengan baik. 
            Selain kedua media sosial tersebut inovasi yang dilakukan oleh Kementrian Perikanan dan Kelautan yaitu dengan penyuluhan melalui media video conference. Dengan melalui media video conference pertukaran informasi dapat terjadi melalui audio dan visual sekaligus secara langsung atau real time. Salah satu contoh materi video conference yang telah dilakukan Kementrian Perikanan dan Kelautan adalah olahan tuna yang dilakukan oleh penyuluh perikanan di Kabupaten Pacitan dan budidaya ikan mas koki yang dilakukan oelh penyuliuh perikanan di Kabupaten Tulungagung. Patut disayangkan jika Kementrian Pertanian belum memanfaatkan media video conference dengan baik, Oleh karena itu, meskipun masih sedikit penyuluh yang menggunakan media video conference  namun media ini tetap bisa menjadi salah satu inovasi penyebaran informasi dalam melakukan penyuluhan. Dengan demikian, pemanfaatan media sosial memegang peran penting dalam melakukan penyuluhan pertanian dan perikanan di Indonesia. 

Daftar Pustaka :
Prayoga, Kadhung. 2017. Pemanfaatan Media Sosial dalam Penyuluhan Pertanian dan Perikanan di Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Agriekonomika 6(1): 32-43.

Komentar

  1. Auliyaulhaqe
    17/414710/PN/15291

    Pada review jurnal tersebut nilai berita yang terkandung adalah
    1. Importance, tulisan tersebut berisi tentang kepentingan yang dibutuhkan petani, dapat dilihat bahwa teknologi informasi khususnya media social dapat memberikan informasi yang dibutuhkan petani seperti budidaya, kondisi pasar, pengolahan maupun teknologi terbaru yang digunakan baik sektor perikanan maupun sektor pertanian.
    2. Timeline, tulisan tersebut mengadung informasi yang terbarukan yang dapat dilihat pada tahun pembuatan jurnal, selain itu penggunaan media penyuluhan yang modern dengan adanya video conference. Media ini juga dapat dijadikan inovasi penyebaran informasi dalam melakukan penyuluhan.
    3. Policy, tulisan tersebut mengandung kebijakan yang telah dibuat oleh kementrian perikanan dan kelautan dan masih berkaitan dengan apa yang dibutuhkan oleh nelayan.
    4. Konflik, seperti yang terdapat pada review jurnal tersebut terdapat konflik yang menyebabkan teknologi yang belum menyentuh seluruh petani, nelayan, dan peternak diantaranya akibat tingkat pendidikan yang rendah, kelas ekonomi yang rendah, bahkan keterbatasan akses yang sulit.
    5. Development, dengan adanya konflik tersebut tidak menutup kemungkinan media social dapat tergantikan, melainkan media social tersebut sangatlah penting untuk media penyuluhan sehingga peran media social belum tergantikan dibuktikan dengan adanya inovasi baru yang tetap menggunakan media social sebagai penyuluhan.

    Pada nilai penyuluhan factor-faktor yang ada adalah
    1. Sumber ide baru, yakni dengan adanya inovasi penyuluhan melalui media video conference
    2. Manfaat, ide tersebut pastinya memberikan manfaat bagi para petani atapun nelayan dengan adanya penyuluhan dengan media yang modern dan dapat diakses dengan mudah
    3. Nilai pendidikan, ide tersebut penting untuk dipelajari dan dikembangkan untuk kemudahan para petani dan nelayan.


    BalasHapus

Posting Komentar